Jumat, 14 November 2014

Dibalik bulan Shofar

Dibalik Bulan Safar / shofar / Sapar

Kira-kira dua minggu lagi kita akan memasuki bulan safar. BULAN Safar adalah bulan kedua mengikut perkiraan kalendar Islam yang berdasarkan tahun Qamariah (perkiraan bulan mengelilingi bumi). Safar artinya kosong. Dinamakan Safar karena dalam bulan ini orang-orang Arab sering meninggalkan rumah mereka menjadi kosong karena melakukan serangan dan menuntut pembalasan kepada musuh-musuh mereka. Antara peristiwa-peristiwa penting yang berlaku dalam sejarah Islam pada bulan ini ialah Peperangan Al-Abwa pada tahun kedua Hijrah, Peperangan Zi-Amin tahun ketiga Hijrah dan Peperangan Ar-Raji (Bi’ru Ma’unah) pada tahun keempat Hijrah. Di dalam bulan ini juga ada di kalangan umat Islam mengambil kesempatan melakukan perkara-perkara bidaah dan khurafat yang bertentangan dengan syariat Islam. Ini karena menurut kepercayaan turun-temurun setengah orang Islam yang jahil, bulan Safar ini merupakan bulan turunnya bala bencana dan mala-petaka, khususnya pada hari Rabu minggu terakhir (sering dikenal sebagai rebo wekasan). Oleh sebab itu setiap tahun mereka akan melakukan amalan-amalan karut sebagai cara untuk menolak bala yang dipercayai mereka itu.

Antara amalan khurafat yang pernah muncul di alam Melayu ialah upacara Pesta Mandi Safar. Amalan ini menjadi populer pada waktu dahulu. Apabila tiba bulan Safar, umat Islam terutamanya yang tinggal berdekatan dengan pantai atau sungai akan mengadakan upacara mandi beramai-ramai dengan kepercayaan perbuatan berkenaan bisa menghapus dosa dan menolak bala. Biasanya amalan ini dilakukan pada hari Rabu minggu terakhir dalam bulan Safar. Selain amalan tersebut, kebanyakan umat Islam pada masa ini, khususnya orang-orang tua di negara ini tidak mahu mengadakan majlis pernikahan dalam bulan Safar karena mereka berpendapat dan mempercayai bahwa kedua pengantin nanti tidak akan mendapat keturunan. Amalan dan kepercayaan seperti itu jelas bertentangan dengan syariat Islam serta bisa menyebabkan rusaknya akidah. Sebenarnya bala bencana itu tidaklah berlaku hanya pada bulan Safar saja. Kepercayaan rusak itu telah ditolak dan dilarang dengan kerasnya oleh agama Islam sebagaimana firman Allah Subhanahu Wataala dalam Surat At-Taubah ayat 51 : “Katakanlah (wahai Muhammad), tidak sekali-kali akan menimpa kamu sesuatu pun melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kamu. Dialah pelindung yang menyelamatkan kami dan (dengan kepercayaan itu) maka kepada Allah jualah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal.”

Mengamalkan perkara-perkara khurafat atau kepercayaan rusak adalah nyata dilarang oleh syarak di samping tiadanya manfaatnya ia bisa merusak akidah seseorang dan ia juga menambahkan amalan-amalan bidaah yang buruk. Oleh karena itu, umat Islam hendaklah melemparkan sangkaan atau kepercayaan rusak tersebut supaya kita terlepas daripada amalan-amalan yang bisa membawa kepada syirik.

Amalan Rabu Terakhir di Bulan Shafar
Al-Imam Abdul Hamid Quds (Mufti dan Imam Masjidil Haram) Dalam Kanzun Najah WasSuraar Fi Fadhail Al-Azmina Wash-Shuhaar.Banyak Awliya Allah yang mempunyai pengetahuan spiritual yang tinggi mengatakan bahwa pada setiap tahun, Allah menurunkan 320.000 macam bala bencana ke bumi dan semua itu pertama kali terjadi pada hari Rabu terakhir di bulan Shafar, yang dikenal dengan Rabu Wekasan. Oleh sebab itu hari tersebut menjadi hari yang terberat di sepanjang tahun. Maka barangsiapa yang melakukan shalat 4 rakaat (Nawafil, sunnah), di mana setiap rakaat setelah al-Fatihah dibaca surat al-Kautsar 17 kali lalu surat al-Ikhlash 5 kali, surat al-Falaq dan surat an-Naas masing-masing sekali; lalu setelah salam membaca do’a di bawah ini, maka Allah dengan Kemurahan-Nya akan menjaga orang yang bersangkutan dari semua bala bencana yang turun di hari itu sampai sempurna setahun. Do`a tersebut adalah:

Bismilaahir rahmaanir rahiim, Wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam. Allaahumma yaa syadiidal quwa wa yaa syadidal mihaal yaa ‘aziiza dzallat li’izzatika jamii’u khalqika ikfinii min jamii’i khalqika yaa muhsinu yaa mujammilu yaa mutafadh-dhilu yaa mun’imu yaa mukrimu yaa man laa ilaaha illa anta bi rahmatika yaa arhamar raahimiin Allaahumma bisirril hasani wa akhiihi wa jaddihi wa abiihi ikfinii syarra haadzal yawma wa maa yanzilu fiihi yaa kaafii fasayakfiyukahumul-laahu wa huwas-samii’ul ‘aliim. Wa hasbunallaahu wa ni’mal wakiilu wa laa hawla wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiim. Wa shallallaahu ta’aalaa ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam

Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Semoga shalawat dan salam Allah senantiasa tercurah pada junjungan kami, Nabi Muhammad saw, keluarga dan para sahabatnya. Allahumma, Ya Allah, Tuhan Yang Maha Memiliki Kekuatan dan Keupayaan; Ya Allah, Tuhan Yang Mahamulia dan karena Kemuliaan-Mu itu,,,
 Kejadian di bulan Shofar..
1 Shafar
- 37 H adalah permulaan Perang Shiffin antara Imam Ali dan Muawiyah bin Abi Sufyan yang memberontak kepada Imam.
- 61 H, menurut satu riwayat, kepala suci Imam Husain as diarak menuju Damaskus. Karena itu, Bani Umayah menjadikan hari itu sebagai hari raya, padahal hari itu adalah hari kesedihan dan musibah.
- 121 H, menurut satu riwayat, Zaid bin Ali bin Husain gugur sebagai syahid.
7 Shafar
Menurut riwayat Syahid, Kaf’ami, dan yang lain, hari ini adalah hari syahadahnya Imam Hasan Mujtaba, yang diracun oleh istrinya atas suruhan Muawiyah.
20 Shafar
Adalah hari Arba’in. Menurut Syekh Thusi dan Mufid, pada hari ini keluarga Imam Husain kembali dari Syam ke Madinah. Pada hari itu juga, Jabir bin Abdullah Anshari datang ke Karbala untuk berziarah kepada Imam Husain as. Dialah orang pertama yang berziarah kepada beliau. Pada hari ini disunnahkan untuk berziarah kepada beliau. Diriwayatkan dari Imam Hasan Askari, beliau bersabda, “Orang mukmin memiliki lima ciri: melakukan shalat lima puluh satu rakaat yang terdiri dari shalat wajib dan sunnah, membaca ziarah Arba’in, memakai cincin di tangan kanan, menempelkan dahi dan pipi di atas turbah (ta’fîrul jabîn) dan memperkeras bacaan basmalah.”
28 Shafar
Tahun 11 H adalah hari wafatnya Rasulullah saw, tepatnya hari Senin. Usia beliau ketika itu mencapai 63 tahun. Setelah berusia 40 tahun, beliau menerima wahyu. Setelah menerima wahyu, selama tiga belas tahun beliau mengajak penduduk Mekkah untuk bertauhid. Setelah berumur lima puluh tiga tahun, beliau hijrah ke Madinah dan di sanalah beliau meninggal dunia. Amirul Mukminin Ali bin Abu Thalib yang memandikan, mengafani, dan menshalati jenazah suci Rasulullah saw.
29 Shafar
Tahun 203 H, menurut Syekh Thabarsi dan Ibnu Atsir adalah hari syahidnya Imam Ali Ridha as akibat racun yang dicampurkan ke buah anggur. Umur beliau waktu itu lima puluh lima tahun dan kuburan beliau terletak di rumah Hamid bin Qahthabah di desa Sanabat di kota Thus. Di rumah itu juga Harun Rasyid dikuburkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar